Selasa, 06 September 2016

CARA MEMBUAT TOPENG




Proses Pembuatan Topeng Dari Kertas Bekas


Mungkin sederhana cara yang akan saya paparkan berikut ini, tapi semoga bermanfaat sob. Cerita dulu nie sebentar, karena tuntutan sebagai calon guru (Aminn) semester ini disibukkan banget dengan tugas kuliah yang numpuk abis. Nahhh,,, salah satu tugasnya yaitu membuat topeng pemirsa.
Mungkin sederhana ya tugasnya, tapi jujur malesnya minta ampun ya Allah. Jadi begini sob langkah-langkahnya:

Alat dan Bahan:
1. Balon
2. Kertas koran
3. Lem kanji dan lem pralon
4. Kertas karton
5. Selotip
6. Cat minyak

Langkah-langkah pembuatannya seperti berikut:

1.      Sebelum hari H pembuatan Topeng, rendam terlebih dahulu Koran bekas di ember. Lebih lama direndam akan lebih baik karena akan membuat sikertas lembek abis. Tapi baunya itu kertas sob kaya comberan.
2.      Setelah siap pembuatan, siapin cetakan. Boleh dari apa aja, tapi yang lebih enak dari tanah liat sob. Karena bisa dibentuk sesuai dengan pola yang kita inginkan. Boleh cetak luar ataupun cetak dalam sob. Monggo dipilih.
3.      Setelah itu siapin tepung kanji dan air panas. Ingat sob!!! jangan banyak-banyak teupngnya, sesuaikan saja, masalahnya bau tuh tepung low lembap. Sebelum di campur sama tepung dan air panas lebih baik bubur Koran tersebut di tiriskan dulu. Setelah di campur semua bahan dan diaduk dengan merata. Selanjutnya silahkan ditempelkan ke cetakan dan siap untuk dijemur.
4.      Sebelum dijemur sebaiknya antara cetakan dan bubur kertas diberi kertas tisu atau lainnya yang gunanya agar tidak lengket saat hasilnya di angkat dari cetakan. Langsung dah dijemur di panas sinar matahari yang terik. Jangan dibakar tar habis topengnya… (gak lucu y).
5.      Nah, low udah kering. Tahap selanjutnya adalah proses pengecatan. Jangan pusing sob soal biaya cat. Beli saja 3 warna primer plus warna hitam n putih.
6.      Ini trik original dari ane (Pupuh Fathurohman). Kertas itu sifatnya kan menyerap cairan. Biar hemat cat, usahakan sebelum di cat itu permukaan topeng dipoles dulu pake lem. Hasilnya tidak hanya hemat cat sob tapi juga bikin kinclong.
7.      Ok dah, tinggal dilukis aja itu topeng sesuai selera.

Selamat mencoba sobbb, semoga bermanfaat. Mohon maaf low ada yang salah n low yang punya cara lain. Monggooo. Ini cara ane, cara ente gimana???

Macam Macam Topeng Tradisional di Indonesia

JENIS JENIS TOPENG MENURUT DAERAHNYA

1. TOPENG CIREBON

Penduduk desa yang tersebar di sekitar Cirebon hanyalah pewaris dan bukan penciptanya. Penduduk desa ini adalah juga penerus dari para penari Keraton Cirebon yang dahulu memeliharanya. Penari-penari dan penabuh gamelan Keraton pada jaman penjajahan Belanda mata pencaharian semakin sulit sehingga harus mencari sumber hidupnya di rakyat pedesaan.
Topeng Cirebon yang semula berpusat di Keraton-keraton, kini tersebar di lingkungan rakyat petani pedesaan. Dan seperti umumnya kesenian rakyat, maka Topeng Cirebon juga dengan cepat mengalami transformasi-transformasi. Proses transformasi itu berakhir dengan keadaannya yang sekarang, yakni berkembangnya berbagai “gaya” Topeng Cirebon, seperti Losari, Selangit, Kreo, Palimanan serta berkembang di pelosok-pelosok Kecamatan antara lain : Klangenan, Plumbon serta Arjawinangun, sedangkan di Kota Cirebon sendiri sudah tergeserkan oleh kesenian yang lebih modern. Namun demikian masih terlihat adanya kultur Kraton yang mengajarkan adab kebangsawanan dalam pementasannya yang berbaur dengan kultur rakyat yang sederhana dilihat dari pakaian yang dikenakan para penarinya.
Dalam pengangkatan ceritera dalam pementasan adalah ceritera Panji dalam lima siklus karakter kehidupan, antara lain :Panji–tahap kelahiran.Samba ( Pamindo )–tahap kanak-kanak.Rumyang–tahap dewasa.Tumenggung ( Patih ) –tahap memperoleh kedudukan dalam masyarakat.
Ruwana ( Rahwana ) dan Klana–tahap manusia yang telah dikuasai berbagai nafsu.
Dalam pengangkatan karakter topeng sangat ter ekpresi oleh pola-pola gerakan tubuh para penari, sehingga tari topeng Cirebon ini sangat indah dalam pementasannya.

2.TOPENG JOGJA











Dalam pagelaran Wayang Wong yang di ciptakan oleh Hamengku Bhuwono I ( 1755-1792 ) dalam pengekspresian karakter gerak tari tokoh-tokoh wayang untuk peran kera dan raksasa dalam pentas Ramayana maupun Mahabharata pemainnya dilengkapi dengan pemakaian topeng, sedangkan untuk tokoh satria dan wanita tidak mengenakan topeng.
Dalam pementasan Wayang Orang Gedog punakawan Pentul dan Tembem mengenakan topeng separuh muka sehingga dapat berdialog secara leluasa tanpa mengangkat topeng. Lain halnya dengan pementasan ceritera Panji para pemainnya mengenakan topeng dengan cara agak direnggangkan sedikit sehingga pemain dapat mengucapkan antawacananya. Pada topeng gaya Yogyakarta kumis dibuat dengan cara menyungging warna hitam

3. TOPENG SURAKARTA 

Topeng gaya Surakarta hampir sama dengan gaya Yogyakarta hanya terdapat perbedaan pada kumisnya yang terbuat dari bulu. Tokoh punakawan Bancak dan Doyok juga mengenakan topeng separuh muka seperti gaya Yogyakarta

4.TOPENG MALANG

Topeng Malang merupakan pementasan wayang Gedog yang dalam pertunjukannya mempergunakan topeng. Dalam perkembangannya di Kedungmoro dan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Malang yang dikenal dengan sebutan Topeng Jabung. Dalam pementasannya mengetengahkan ceritera-ceritera Panji dengan tokoh-tokohnya seperti : Panji Inu Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dll. Para penari mengenakan topeng dan menari sesuai dengan karakter tokoh yang dimainkan. Dalam pementasan dipergunakan tirai yang terbelah tengah sebagai pintu keluar/masuk para penarinya.
Maestro Topeng Malang, yang tetap melestarikannya adalah Mbah Karimun bersama istrinya Siti Maryam, dengan tetap melatih anak-anak kecil di lingkungannya untuk belajar membuat Topeng Malang dan tari Topeng Malangan.
Demikian pula Mbah Kari ( kelahiran Desa Jabung Malang,1936 ) dengan tekun memahat dan mengukir kayu untuk dibuat topeng. Ketekunan yang dilandasi oleh semangat pengabdian dan kesetiaan pada tradisi topeng yang diwarisi dari nenek moyangnya, walaupun di usia tuannya masih dengan penuh semangat melatih para penari usia muda, memberikan contoh ragam-ragam gerak tari topeng Malangan versi Jabung.

5.TOPENG BALI


Di Bali topeng juga adalah suatu bentuk dramatari yang semua pelakunya mengenakan topeng dengan cerita yang bersumber pada cerita sejarah yang lebih dikenal dengan Babad.
Dalam membawakan peran-peran yang dimainkan, para penari memakai topeng bungkulan (yang menutup seluruh muka penari), topeng sibakan (yang menutup hanya sebagian muka dari dahi hingga rahang atas termasuk yang hanya menutup bagian dahi dan hidung). Semua tokoh yang mengenakan topeng bungkulan tidak perlu berdialog langsung, sedangkan semua tokoh yang memakai topeng sibakan memakai dialog berbahasa kawi dan Bali.
Tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam dramatari Topeng terdiri dari Pangelembar (topeng Keras dan topeng tua), Panasar (Kelihan - yang lebih tua, dan Cenikan yang lebih kecil), Ratu (Dalem dan Patih) dan Bondres (rakyat). Jenis-jenis dramatari topeng yang ada di Bali adalah :
Topeng Pajeganyang ditarikan oleh seorang aktor dengan memborong semua tugas-tugas yang terdapat didalam lakon yang dibawakan.
Topeng Sidakarya Di dalam topeng Pajegan ada topeng yang mutlak harus ada, yakni topeng Sidakarya. Oleh karena demikian eratnya hubungan topeng Pajegan dengan upacara keagamaan, maka topeng ini pun disebut Topeng Wali. Dramatari Topeng hingga kini masih ada hampir diseluruh Bali
Topeng Pancayang dimainkan oleh empat atau lima orang penari yang memainkan peranan yang berbeda-beda sesuai tuntutan lakon,
Topeng Prembon yang menampilkan tokoh-tokoh campuran yang diambil dari Dramatari Topeng Panca dan beberapa dari dramatari Arja dan Topeng Bondres, seni pertunjukan topeng yang masih relatif muda yang lebih mengutamakan penampilan tokoh-tokoh lucu untuk menyajikan humor-humor yang segar.
Nama Arja di duga berasal dari kata Reja (bahasa sansekerta) yang berarti keindahan. Arja adalah semacam opera khas Bali, merupakan sebuah dramatari yang dialognya ditembangkan secara macapat. Dramatari Arja ini adalah salah satu kesenian yang sangat digemari di kalangan masyarakat.
Arja diperkirakan muncul pada tahun 1820an, pada masa pemerintahan raja Klungkung I Dewa Agung Sakti. Tiga fase penting dalam perkembangan Arja adalah:
Munculnya Arja Doyong (Arja tanpa iringan gamelan, dimainkan oleh satu orang).
Arja Gaguntangan (yang memakai gamelan Gaguntangan dengan jumlah pelaku lebih dari satu orang).
Arja Gede ( yang dibawakan oleh antara 10 sampai 15 pelaku dengan struktur pertunjukan yang sudah baku seperti yang ada sekarang).


6.TOPENG DAYAK

Di daerah Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak. Topeng yang digunakan berwarna hitam, putih, dan merah yang melambangkan kekuatan alam yang akan membawa air dan melindungi tanaman yang mereka tanam hingga musim panen tiba.
Dapat kita lihat, betapa para ahli telah bekerja keras untuk menyelidiki dan mempelajari misteri dibalik topeng. Tetapi sampai saat ini masih tersisa beberapa pertanyaan yang belum menemukan jawaban. Tidak seorangpun dapat menjelaskan mengapa manusia merasa perlu menutupi wajahnya dengan topeng. Kita juga masih belum menemukan jawaban mengapa di sebagian besar adat suku tertentu tidak mengijinkan wanita menggunakan topeng. Dan begitulah misteri dibalik topeng, terus menerus menyelubungi.